Pada zaman global sekarang, pendidikan merupakan sesuatu yang penting.
Karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa.
Pendidikan sekarang telah menjadi kebutuhan pokok yang harus dimiliki
setiap orang agar bisa menjawab tantangan kehidupan.Untuk
memperoleh pendidikan, banyak cara yang dapat kita capai. Di antaranya
melalui perpustakaan. Karena di perpustakaan berbagai sumber informasi
bisa kita peroleh, selain itu banyak juga manfaat lain yang dapat kita
peroleh melalui perpustakaan. Dengan perkembangan teknologi, maka
perpustakaan pun memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan pelayanan ke
pemustakanya.
Desa Tondowulan adalah salah satu desa yang memiliki perpustakaan. Pada
tahun 2017 ini, Perpustakaan Desa Tondo Maos Desa Tondowulan digandeng
oleh Perpuseru Indonesia untuk menjalankan program perpuseru. Dengan
prioritas memberdayakan perpustakaan yang berbasis teknologi informasi
dan komunikasi. Tujuan utama tentunya meningkat kualitas hidup
masyarakat.
Keberadaan Perpusdes Tondo Maos saat ini sangat minim. Pertama,
jangankan gedung punya sendiri, ruanganpun masih sangat kecil. Ruangan
masih bersatu dengan kantor Pemerintah Desa. Oleh Kepala Desa, sekarang
diberikan ruangan dengan ukuran tiga meter kali empat meter.
Kedua, Buku. Perpusdes Tondo Maos sampai saat ini hanya memiliki koleksi
buku dari bantuan Perpustakaan Propinsi Jawa Timur. Dari sisi isi buku,
koleksi perpusdes Tondo Maos lebih dominan pada ilmu terapan, seperti
pertanian, perikanan. Ilmu agama dan pengetahuan umum. Dan sangat kurang
tentang dunia pendidikan untuk usia anak sekolah.
Ketiga, sumber daya manusia yang masih nol. Dari tujuh orang pengelola
harian tidak ada satupun yang memiliki latar belakang pendidikan tentang
perpustakaan. Paling tinggi hanya lulusan SLTA. SDM yang memiliki
pengetahuan tentang IT hanya satu orang yang memiliki kemampuan boleh
dikatakan cukup. Dua orang lainnya sedang menuju cukup. Sementara yang
empat orang masih belum kenal (kecuali diperkenalkan kemarin saat
mengikuti pelatihan TIK). Bahkan dengan gawai pun masih baru mengenal.
Keempat, Masyarakat. Bukan mudah mengubah kesan masyarakat terhadap
perpustakaan. Yang secara klasik tetap dan terus berhubungan dengan buku
dan buku. Kegiatan di perpustakaan hanyalah membaca dan membaca. Selain
itu juga memiliki tantangan dengan dunia usaha warkop wifi, warkop
dengan fasilitas free wi-fi. Perpusdes Tondo Maos bersebelahan dengan
warkop wi-fi. Dengan keberadaan Perpusdes Tondo Maos yang memiliki
jaringan wi-fi seakan kami dianggap sebagai penghambat sumber
penghasilan mereka.
Sumber : http://perpusdestondomaos.blogspot.co.id/2017/04/tondo-maos-minim-sarana-dengan-cita.html