Pertengahan bulan Maret 2014 petani Desa Tondowulan mulai panen padi. Mulai minggu kemarin sudah ada yang panen. Sedangkan panen raya diperkirakan mulai minggu keempat bulan ini atau awal bulan April. Berdasar pengamatan penulis tahun ini padi di Desa Tondowulan mutunya baik. Jarang yang terserang penyakit maupun hama.
Sutaji memanen tanaman padinya |
Tanaman padi yang menguning |
Petani Desa Tondowulan sendiri memliki lahan untuk bertanam padi seluas 208 hektar yang meliputi 4 wilayah dusun, yaitu; dusun Klampisan, dusun Ngemplak, dusun Mambang dan dusun Panasan. Dari keempat dusun tersebut yang memliki lahan terluas berada di dusun Ngemplak, sekitar 150 hektar dan yang paling sedikit yaitu dusun Panasan yang hanya sekitar 7 hektar. Dari pantauan penulis ke petani yang panen lebih dulu satu hektar tanaman padi dapat menghasilkan 6 ton gabah kering giling.
Namun yang mengecewakan dari hampir setiap musim panen adalah harga produksi selalu turun. Saat ini harga dari tengkulak berkisar Rp. 3.300/Kg. hingga Rp. 3.500/Kg. untuk gabah kering giling. Sedangkan petani lebih banyak yang tidak mampu untuk menahan/menimbun hasil panen dikarenakan biaya garap yang digunakan adalah hasil pinjaman di bank. Tengkulak sendiri tampaknya memanfaatkan kondisi tersebut untuk menurunkan harga, selain dengan alasan bulog belum buka atau sudah tutup dikarenakan gudang sudah penuh.
Kondisi lumbung dusun sendiri belum mampu menampung seluruh hasil produksi petani dikarenakan modal usahanya masih sangat kecil. Hal inilah yang memacu pihak desa untuk mengarahkan ke pengurus lumbung di masing-masing dusun di desa Tondowulan untuk mengajukan proposal penguatan modal bagi masing-masing lumbung dusun masing-masing. "Kami sangat berharap agar proposal penguatan modal lumbung dusun Ngemplak disetujui dan turun tambahan modal" ungkap ketua lumbung dusun Ngemplak, Bpk. Supri. (Untung K.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar